Thursday, February 21, 2013

Vanda Metusalae, anggrek baru dari Indonesia

Posted by Planty Shop On 4:22 PM

Pada bulan Januari 2008 telah dipublikasikan sebuah anggrek Vanda spesies baru dari Indonesia. Anggrek ini dideskripsikan oleh Peter O’Bryrne dan Jaap Vermeulen di Jurnal The Orchid Review 116 (1279): 9-11 (2008) Sosok tanamannya tidak terlalu besar, batangnya dapat mencapai 50 cm, dengan diameter 1,2-1,5 cm. Daunnya cukup sempit, lebar daunnya 2-2,3 cm, panjang daun 30-45 cm, berujung belah dua (bilobed) dan berujung tajam-bergigi. Tangkai pembungaan termasuk pendek bila dibanding dengan keluarga Vanda lainnya, yaitu sekitar 5-6 cm, yang membawa 3-7 kuntum bunga. Bunga Vanda metusalae berukuran tidak terlalu besar yaitu 3,2 cm x 3,5 cm, berwarna dasar kuning terang dengan pola bercak merah kecoklatan pada tepi kelopak (sepal-petal) dan membentuk pola garis-garis longitudinal searah pembuluh. Pada bagian labellumnya berbelah 3 ruang (trilobed), dengan ujung midlobe yang lebar dan tepi bergelombang berwarna kuning cerah pada pangkal dan manjadi semburat kecoklatan kearah ujung. Vanda ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Vanda devoogtii, Vanda merrillii, Vanda sumatrana dan Vanda hindsii. Sayangnya bunga anggrek ini tidak bertahan lama, keindahan bunganya hanya bertahan sekitar 7-10 hari. Vanda metusalae termasuk anggrek yang memiliki tingkat kesulitan budidaya yang tinggi bila dibandingkan dengan kerabat Vanda lainnya, pertumbuhan vegetatifnya tergolong sangat lambat, kemampuan adaptasinya rendah sehingga tanaman baru sangat mudah stress, lingkungan tumbuhnya sangat spesifik sehingga membutuhkan kelembaban, suhu, aerasi, dan intensitas cahaya yang benar-benar sesuai. Bila lingkungan tumbuhnya ada yang sedikit saja berubah, jangankan tumbuh, tanaman ini akan stagnan bahkan banyak diantaranya yang mati kekeringan (karena tidak ada pertumbuhan akar yang optimal) bahkan banyak pula yang mengalami busuk akar karena kondisi yang terlalu lembab. Tanaman ini agaknya tidak dianjurkan bagi para pemula.
Langkah prioritas yang sangat mendesak untuk dilakukan adalah melakukan perbanyakan khususnya melalui kultur biji maupun kultur jaringan agar spesies ini tidak menghilang dari habitatnya seperti beberapa kerabat Vanda spesies dari Indonesia lainnya.




Friday, February 8, 2013

Bunga Anggrek Hitam

Posted by Planty Shop On 7:11 PM



Anggrek hitam adalah salah satu spesies anggrek yang dilindungi di Indonesia karena terancam kepunahan di habitat aslinya. Anggrek hitam yang dalam bahasa latin disebut Coelogyne pandurata merupakan flora identitas (maskot) propinsi Kalimantan Timur. Populasi anggrek hitam (Coelogyne pandurata) di habitat asli (liar) semakin langka dan mengalami penurunan yang cukup drastis karena menyusutnya luas hutan dan perburuan untuk dijual kepada para kolektor anggrek.
Anggrek hitam (Coelogyne pandurata), sebagaimana namanya, mempunyai ciri khas pada bunganya yang memiliki lidah (labellum) berwarna hitam. Anggrek langka ini dalam bahasa Inggris disebut sebagai “ Black Orchid ”. Sedangkan di Kalimantan Timur, Anggrek Hitam yang langka ini mempunyai nama lokal “ Kersik Luai ”.
Meskipun Anggrek hitam identik dengan Kalimantan tetapi jenis anggrek ini selain di hutan liar Kalimantan juga tumbuh liar di Sumatera, Semenanjung Malaya dan Mindanao, Pulau Luzon dan Pulau Samar Filipina.
Ciri-ciri Anggrek Hitam. Jenis anggrek ini dinamakan Anggrek hitam lantaran memiliki lidah (labellum) berwarna hitam dengan sedikit garis-garis berwarna hijau dan berbulu. Jumlah bunga dalam tiap tandan antara 1 hingga 14 kuntum atau lebih. Garis tengah tiap bunga sekitar 10 cm. Daun Kelopak berbentuk lanset, melancip, berwama hijau muda, panjang 5 – 6 cm, lebar 2 -3 cm. Daun mahkota berbentuk lanset melancip berwarna hijau muda bibir menyerupai biola, tengah-tengahnya terdapat 1 alur, pinggirnya mengeriting, berwama hitam kelam atau coklat tua.
Daun Anggrek hitam berbentuk lonjong berwarna hijau dengan panjang berkisar antara 40 – 50 cm dan lebar antara 2 -10 cm. Sedangkan buah Anggrek hitam berbentuk jorong dengan panjang sekitar 7 cm dan lebar antara 2 – 3 cm. Dari keseluruhan bunga tidak banyak yang menjadi buah.
Ciri khas anggrek hitam lainnya yang membedakan dengan jenis anggrek lainnya adalah mengeluarkan bau semerbak. Biasanya tanaman itu mekar pada Maret sampai Juni. Anggrek hitam sebagaimana anggrek pada umumnya, tumbuh menumpang pada tumbuhan lain (epifit). Biasanya anggrek langka ini menempel pada pohon tua yang hidup di daerah pantai atau rawa.
Anggrek hitam (Coelogyne pandurata) tumbuh di tempat teduh. Umumnya jenis anggrek yang menjadi fauna identitas Kalimantan Timur ini tumbuh di dataran rendah pada pohon-pohon tua, di dekat pantai atau di daerah rawa dataran rendah yang cukup panas dan dekat sungai-sungai di hutan basah.
Tanaman yang epifit (hidup menumpang di tumbuhan lain) ini berkembang biak dengan dengan biji. Namun Anggrek hitam juga dapat dikembangbiakkan dengan cara memisahkan umbi semunya.
Selain itu, mulai beralihnya fungsi hutan untuk perkebunan dan pemukiman serta terjadinya kebakaran hutan yang terjadi tiap tahun semakin membuat populasi Anggrek hitam di alam liar semakin terancam kepunahan.

Mungkin para pecinta dan kolektor anggrek sebelum membeli Anggrek hitam musti teliti, apakah anggrek hitam yang dibeli itu hasil penangkaran atau hasil perburuan dari alam liar. Meskipun banyak pecinta anggrek yang mengoleksi Anggrek hitam, tetapi kepunahan spesies ini di alam bebas tetap merupakan kerugian yang besar bagi biodeversity Indonesia. Jangan sampai para pecinta anggrek justru menjadi penyebab utama kepunahan Anggrek hitam di alam liar.
 

Monday, February 4, 2013

Macodes Petola – Anggrek Kiaksara

Posted by Planty Shop On 5:27 PM
Macodes petola
(Blume) Lindl. Dideskripsikan pertama kali oleh C.L. Blume sebagai Neottia petola pada tahun 1825 berdasarkan pada sistem penamaan binomial Rumphius ‘Folium petolatum’. Tanaman ini merupakan Family Orchidaceae, dengan nama genus Macodes. Dari Genus macodes terdapat tujuh spesies yang tersebar dari Malaysia, Indonesia, New Guinea hingga Vanuatu. Tanaman ini ditemukan pada ketinggian 100 hingga 800 meter di atas permukaan laut, daerah lembahan hutan hujan yang sebagian tertutup bayangan pohon dan tumbuh pada bekas tanaman atau humus yang basah dan tanah dengan drainase yang baik.


Anggrek ini tidak seperti anggrek-anggrek lain yang dinikmati bunganya tetapi indah pada bagian daunnya. Spesies-spesies dari genus ini, seiring dengan genera-genera lain yang memiliki daun berwarna seperti Anoectochilus, Eucosia dan Goodyera
disebut “Jewel Orchids”. Bisa terlihat bahwa daunnya berwarna hijau sedikit ungu gelap, memiliki urat-urat longitudinal berwarna emas yang berkilau (inflorescence) dan permukaan yang menyerupai beludru.
Anggrek ini membutuhkan kelembaban udara yang tinggi, 50% atau lebih. Media harus cukup lembab tetapi bukan berarti media terlalu basah karena dengan demikian akan muncul masalah akibat bakteri dan jamur dan busuk pada akar. Kamar mandi dengan pertukaran udara yang baik dan sinar matahari tak langsung merupakan kombinasi yang baik. Bila tidak tempatkan dekat jendela yang dapat membawa kelembaban dari luar. Pada cawan pot dapat ditempatkan batu-batuan untuk menciptakan penyangga sehingga air yang keluar dari pot dapat ditampung di cawan kemudian bila teruapkan menciptakan kondisi lembab tanpa takut membusukkan akar tanaman. Jangan membiarkan media hingga kering sama sekali, dibutuhkan media yang lembab sepanjang waktu. Sehubungan dengan kebutuhan cahaya, pastikan anggrek ini tidak terkena sinar matahari secara langsung karena akan membakar daun-daunnya.



Anggrek Kiaksara ini dilindungi oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, No. 7 Tahun 1999, Tanggal 27 Januari 1999.

Cara Merawat Anggrek Bulan

Posted by Planty Shop On 5:29 AM

Keindahan anggrek bulan memang tak perlu diragukan lagi. Berkat keelokannya itu, anggrek berjuluk butterfly orchid ini menjelma sebagai primadona bisnis anggrek di Tanah Air. Namun apa jadinya bila anggrek ini tak mau berbunga atau hanya berbunga sekali, dan setelah itu ”ngambek” tak berbunga lagi. Tentu perasaan kesal dan kecewa akan bercampur aduk jadi satu.

Masalah lain muncul, yakni saat tak berbunga, anggrek bulan yang kita miliki tak memancarkan keindahan seperti yang diharapkan. Kondisinya tampak kurang segar dan sehat. Entah itu akar, batang, daun ataupun bunganya. Semua itu timbul akibat cara perawatan yang kurang tepat.
Sebenarnya tak ada cara khusus untuk menyiasati anggrek bulan itu agar tumbuh sehat dan rajin berbunga. ”Saya rasa cara merawat anggrek bulan sama saja seperti kita merawat Dendrobium.” Meski begitu, ada beberapa hal yang perlu kita cermati agar tanaman tumbuh segar dan sehat.
Sebagai tanaman epifit, anggrek bulan sepanjang hidupnya di alam bebas selalu ternaungi oleh ranting atau dahan pohon. ”Karena itu, anggrek jenis ini hanya butuh intensitas matahari yang tak terlalu kuat. cukup 20 sampai 50 persen saja.

Kebutuhan Sinar
Apabila cahaya yang didapat anggrek lebih besar dari angka itu, akan timbul kerusakan pada sebagian atau seluruh jaringan tanaman. Gejala terbakar akan segera terlihat terutama pada daun-daun yang terkena langsung cahaya matahari. Biasanya gejala itu ditandai dengan keluarnya warna cokelat kemerahan pada permukaan daunnya.
Kekurangan cahaya, pertumbuhan anggrek bulan pun tak bagus. Daun akan layu, kuning, pucat dan rontok. Kalau sudah begini, jangan harap tanaman ini akan mengeluarkan bunga. ”Untuk mendapat sinar redup itu, pasangi saja kebun kita dengan jaring peneduh atau paranet. Cara lain, tempelkan saja anggrek bulan pada batang pohon besar dan tempatkan di sebelah timur. Cahaya mentari pagi sangat bagus bagi pertumbuhannya.
Umumnya anggrek memiliki kelembaban nisbi (ratio humidity) cukup tinggi, yaitu 60 sampai 80 persen. Meski begitu, tanaman berbunga indah ini tak menyukai udara yang kelewat basah. Kondisi udara yang terlalu lembab justru jadi pemicu munculnya penyakit busuk tunas dan daun. Anggrek bulan tumbuh bagus bersuhu 13 derajat Celcius sampai 18 derajat Celcius pada malam hari dan 18 derajat Celcius sampai 21 derajat Celcius (siang).
”Aturlah kelembaban yang cukup bagi si anggrek. Jangan sampai tanaman kesayangan kita itu ada dalam kondisi yang terlalu kering. Ingatlah, anggrek tidak mengisap air tanah seperti tanaman lain, melainkan hidup dari mengisap kelembaban udara di sekitarnya.

Untuk menjaga kelembaban udara, caranya bisa bermacam-macam. Pertama, bisa dengan memberikan semprotan air di sekitar tempat penanaman memakai sprayer. Membuat wadah air di bawah deretan papan penaruh pot anggrek bulan. Alhasil terjadilah penguapan alami. Kelembaban udara pun terjaga.

Hal lain yang patut dicermati adalah penyiraman. Anggrek bulan akan tumbuh baik bila kebutuhan airnya tercukupi. Frekuensi dan banyaknya penyiraman yang diberikan tergantung pada jenis dan besar kecilnya ukuran tanaman serta keadaan lingkungannya. Tanaman yang sedang aktif tumbuh jelas butuh lebih banyak air ketimbang anggrek yang sudah berbunga.
Air yang digunakan untuk penyiraman tidak sekadar bersih. Air itu harus cukup mengandung mineral, pH netral dan tersedia sepanjang tahun. Selain ikut dalam proses fotosintesis, air juga berperan mengatur kondisi suhu. ”Cara pemberian air yang baik adalah dengan sprayer. Air keluar dari sprayer berupa butiran-butiran halus sehingga tidak menghanyutkan atau merusak media dan bagian tanaman.
Biasanya penyiraman pada anggrek bulan minimal dilakukan dua kali sehari. Bila kemarau, frekuensinya ditambah jadi tiga kali. Idealnya, penyiraman dilakukan pada pagi sekitar pukul 07.00 sampai 09.00 dan 16.00 – 18.00 (sore). Anggrek bulan jangan terlalu berlebihan disiram air. Kelebihan penyiraman akan berdampak buruk bagi pertumbuhan akar. Buntutnya, akar jadi mudah busuk dan kehilangan daya serap.
Soal penyiraman beres, sekarang perhatikan aturan pemupukan anggrek bulan. Ada beragam cara memupuk anggrek. ”Tapi yang banyak dilakukan adalah pemupukan lewat daun karena lebih efektif dibanding cara lain. Alasannya, daun mampu menyerap pupuk sekitar 90 persen, sedangkan akar hanya menyerap 10 persen. Lagi pula, kandungan unsur hara dalam pupuk bakal lebih cepat tembus ke jaringan tubuh lewat pembuluh daun atau kutikula.
Pupuk yang digunakan untuk anggrek harus mengandung tiga unsur hara penting, yaitu nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K). Pemberian pupuk harus menyesuaikan fase pertumbuhan tanaman. Saat pembibitan, paling tidak 60 persen kandungan pupuk itu didominasi oleh unsur N. Menginjak usia muda, tanaman diberi pupuk dengan konsentrasi N:P:K yang sebanding yaitu 30 persen. Sedang masa sudah berbunga, unsur P berganti dominasi menjadi enam puluh persen.
Penggantian media tanam juga tak kalah penting. Ini dilakukan untuk menjaga pertumbuhan dan pembungaan anggrek bulan tetap optimal. ”Bila tanaman sudah kelihatan terlalu padat dan punya banyak tunas atau media tanam banyak ditumbuhi lumut dan dikerubungi semut, itu berarti sudah saatnya kita mengganti media tanam.

Untuk mempercepat pembungaan anggrek bulan bisa dilakukan dengan berbagai cara. Sebut saja dari perlakukan sepanjang hari, suhu rendah, pemberian zat pengatur tumbuh dan pengaturan intensitas cahaya. ”Dari beberapa itu, pilihan paling praktis dan murah adalah pengaturan intensitas cahaya.